Rabu, 18 Februari 2015
PESTISIDA
Pembasmi hama atau pestisida adalah bahan yang digunakan
untuk mengendalikan, menolak, atau membasmi organisme pengganggu.Nama ini
berasal dari pest ("hama") yang diberi akhiran -cide
("pembasmi"). Sasarannya bermacam-macam, seperti serangga, tikus,
gulma, burung, mamalia, ikan, atau mikrobia yang dianggap mengganggu.
I.
Jenis-jenis Pestisida
(Pengolongan Pestisida)
A. Berdasarkan
Fungsi/sasaran penggunaannya
- Insektisida adalah bahan yang mengandung senyawa kimia beracun yang digunakan untuk mematikan dan membasmi hampir semua jenis serangga. seperti belalang, kepik, wereng, dan ulat. Insektisida juga digunakan untuk memberantas serangga di rumah, perkantoran atau gudang, seperti nyamuk, kutu busuk, rayap, dan semut. Contoh : basudin, basminon, tiodan, diklorovinil dimetil fosfat, diazinon,dll
- Herbisida adalah bahan senyawa beracun yang digunakan untuk membunuh dan memberantas tumbuhan pengganggu yang disebut gulma. seperti alang-alang, rerumputan, eceng gondok, dll. Contoh ammonium sulfonat dan pentaklorofenol.
- Fungisida adalah bahan yangmengandung senyawa kimia beracun dan bisa digunakan untuk memberantas dan mencegah fungi (jamur) atau cendawan. seperti bercak daun, karat daun, busuk daun, dan cacar daun. Contoh : tembaga oksiklorida, tembaga (I) oksida, carbendazim, organomerkuri, dan natrium dikromat
- Rodentisida adalah bahan yang mengandung senyawa kimia beracun yang digunakan untuk membasmi berbagai jenis binatang pengerat, misalnya tikus.
- Akarisida atau yang sering disebut mitisida adalah bahan yang mengandung senyawa kimia beracun yang digunakan untuk membunuh tungau, caplak, dan laba-laba.
B. Berdasarkan
cara kerjanya, pestisida dibagi menjadi 2 jenis yaitu :
- Racun fisik, misalnya minyak mineral berat.
- Racun protoplasmik, misalnya logam berat.
- Racun penghambat metabolik, misalnya Rotenon, HCN, dan HZS.
- Racun saraf, misalnya senyawa fosfat organik dan analog DDT.
C. Pestisida
berdasarkan asal dan sifat kimianya
- Pestisida Sintetik Adalah pestisida yang berasal dari campuran bahan-bahan kimia. Anorganik : Garam-garam beracun, seperti Arsenat dan Flourida Organik : Hidrokarbon ber Klor (Contoh DDT), Fosfat Organik (contoh Parathion dan Malathion), serta Karbamat (contoh Carbaril dan Carbofuran)
- Pestisida Hasil alam (alamiah) Adalah Pestisida yang bahan aktifnya adalah bahan organik yang berasal dari bagian tanaman atau binatang, misal : neem oil yang berasal dari pohon mimba (neem). Nikotin, Pyrethroid, dan Rotenon
D. Berdasarkan
Reaksi
- Pestisida kontak langsung (Contact pesticide) : adalah pestisida yang reaksinya akan bekerja bila bersentuhan langsung dengan hama, baik ketika makan ataupun sedang berjalan. Jika hama sudah menyerang lebih baik menggunakan jenis pestisida ini. Contoh:Paraquad
- Pestisida sistemik (Systemic Pesticide) Adalah pestisida yang diserap dan dialirkan keseluruh bagian tanaman sehingga akan menjadi racun bagi hama yang memakannya. Kelebihannya tidak hilang karena disiram. Kelemahannya, ada bagian tanaman yang dimakan hama agar pestisida ini bekerja. Pestisida ini untuk mencegah tanaman dari serangan hama. Contoh : Neem oil, Glyphospat, Racun Napas (gas) contoh H2S, Racun perut
E. Pestisida
berdasarkan bentuknya
Berdasarkan bentuknya pestisida
digolongkan dalam bentuk tepung, butiran, bubuk yang dapat dilarutkan, cairan
yang dapat dilarutkan, cairan yang dapat diemulsikan, Volume Ultra Rendah,
Aerosol, umpan beracun, dll.
TANAMAN PENUTUP TANAH (LCC)
Tanaman Penutup Tanah (LCC)
A.
Tanaman
penutup tanah (cover crop)
adalah
tumbuhan atau tanaman yang khusus ditanam untuk melindungi tanah dari
ancaman kerusakan oleh erosi dan / atau untuk memperbaiki sifat
kimia dan sifat fisik tanah.
Tanaman penutup tanah berperan (fungsi):
- menutup dan melindungi permukaan tanah, menyerap air dan memasok oksigen sehingga ramah terhadap lingkungan
- Menahan atau mengurangi daya perusak butir-butir hujan yang jatuh dan aliran air di atas permukaan tanah
- Menambah bahan organik tanah melalui batang, ranting dan daun mati yang jatuh
- Melakukan transpirasi, yang mengurangi kandungan air tanah. Peranan tanaman penutup tanah tersebut menyebabkan berkurangnya kekuatan dispersi air hujan, mengurangi jumlah serta kecepatan aliran permukaan dan memperbesar infiltrasi air ke dalam tanah, sehingga mengurangi erosi.
Syarat Tanaman Penutup Tanah
- mudah diperbanyak, sebaiknya dengan biji,
- mempunyai sistem perakaran yang tidak menimbulkan kompetisi berat bagi tanaman pokok, tetapi mempunyai sifat pengikat tanah yang baik dan tidak mensyaratkan tingkat kesuburan tanah yang tinggi,
- Tumbuh cepat dan banyak menghasilkan daun,
- Toleransi terhadap pemangkasan,
- Resisten terhadap gulma, penyakit dan kekeringan,
- Mampu menekan pertumbuhan gulma,
- Mudah diberantas jika tanah akan digunakan untuk penanaman tanaman semusim atau tanaman pokok lainnya,
- sesuai dengan kegunaan untuk reklamasi tanah, dan
- Tidak mempunyai sifat-sifat yang tidak menyenangkan seperti duri dan sulur-sulur yang membelit.
umumnya tanaman yang berasal dari famili legumineceae
(tanaman legume/ kacang-kacangan). Cover crop atau tanaman penutup tanah
berperan sebagai penahan kelembaban tanah di daerah perkebunan khususnya
perkebunan kelapa sawit dan karet. Selain berfungsi menjaga kelembaban tanah di
areal sekitar perkebunan, cover crop juga memiliki peran sebagai penggembur
tanah. Legume dapat tumbuh secara
cepat sehingga cepat menutup tanah serta mencegah perkecambahan dan pertumbuhan
gulma, sdan daunnya dapat digunakan
sebagai pupuk hijau
Tanaman jenis legume, memiliki akar yang biasanya
bersimbiosis dengan bakteri rhizobium yang dapat mengikat nitrogen (N) secara
langsung dari udara. Selain itu, perakarannya tidak terlalu dalam dan merupakan
akar serabut, sehingga akar tanaman penutup ini dapat membuat tanah tetap
gembur. Dengan adanya tanaman penutup kelembaban tanah dapat terjaga dengan
baik. Tanaman penutup biasanya ditanam secara tumpang sari.
Jenis leguminosa yang bisa digunakan adalah Calopogonium muconoides, Calopogonium caerelum,
Centrosema pubescen, dan Pueraria javanica. Jenis ini dapat berkembang
secara cepat dalam waktu 1-3 tahun setelah tanam, tetapi setelah itu cepat
menjadi jarang kalau naungan pohon utama telah terbentuk. Disamping itu mampu
meningkatkan kesuburan tanah dan
kandungan Nitrogen.
Gambar.
Tanaman penutup tanah banyak digunakan pada perkebunan
karet, kelapa sawit dan kelapa, juga mulai digunakan pada perkebunan coklat
dengan menggunakan Flemiagia macrophylla
yang di campur dengan rumput pendek dan lunak. (gambar)
Pada perkebunan
Karet tanaman penutup tanah bisa di tanam secara kombinasi beberapa jenis.
Kombinasi 3 jenis sering dilakukan yaitu : Calopogonium caeraleum, Centrosema
pubescen, dan Pueraria phasioloides dengan perbandingan berat benih 3 : 2 : 1
Pada Perkebunan
Kelapa Sawit kombinasi Pueraria javanica, Psophocarpus palustris dan
Centrosema pubescan dengan perbandingan 1 : 8 : 12. Benih di gunakan 21 kg/ ha,
ditanam 5 larikan dalam setiap gawangan dan satu larikan lagi dalam baris
kelapa sawit.
Pada Perkebunan
Coklat sering di gunakan Crotalaria
javanica yang mula-mula ditanam sebagai pelindung, kemudian di jadikan
penutup tanah.
Langganan:
Postingan (Atom)