Tanaman Penutup Tanah (LCC)
A.
Tanaman
penutup tanah (cover crop)
adalah
tumbuhan atau tanaman yang khusus ditanam untuk melindungi tanah dari
ancaman kerusakan oleh erosi dan / atau untuk memperbaiki sifat
kimia dan sifat fisik tanah.
Tanaman penutup tanah berperan (fungsi):
- menutup dan melindungi permukaan tanah, menyerap air dan memasok oksigen sehingga ramah terhadap lingkungan
- Menahan atau mengurangi daya perusak butir-butir hujan yang jatuh dan aliran air di atas permukaan tanah
- Menambah bahan organik tanah melalui batang, ranting dan daun mati yang jatuh
- Melakukan transpirasi, yang mengurangi kandungan air tanah. Peranan tanaman penutup tanah tersebut menyebabkan berkurangnya kekuatan dispersi air hujan, mengurangi jumlah serta kecepatan aliran permukaan dan memperbesar infiltrasi air ke dalam tanah, sehingga mengurangi erosi.
Syarat Tanaman Penutup Tanah
- mudah diperbanyak, sebaiknya dengan biji,
- mempunyai sistem perakaran yang tidak menimbulkan kompetisi berat bagi tanaman pokok, tetapi mempunyai sifat pengikat tanah yang baik dan tidak mensyaratkan tingkat kesuburan tanah yang tinggi,
- Tumbuh cepat dan banyak menghasilkan daun,
- Toleransi terhadap pemangkasan,
- Resisten terhadap gulma, penyakit dan kekeringan,
- Mampu menekan pertumbuhan gulma,
- Mudah diberantas jika tanah akan digunakan untuk penanaman tanaman semusim atau tanaman pokok lainnya,
- sesuai dengan kegunaan untuk reklamasi tanah, dan
- Tidak mempunyai sifat-sifat yang tidak menyenangkan seperti duri dan sulur-sulur yang membelit.
umumnya tanaman yang berasal dari famili legumineceae
(tanaman legume/ kacang-kacangan). Cover crop atau tanaman penutup tanah
berperan sebagai penahan kelembaban tanah di daerah perkebunan khususnya
perkebunan kelapa sawit dan karet. Selain berfungsi menjaga kelembaban tanah di
areal sekitar perkebunan, cover crop juga memiliki peran sebagai penggembur
tanah. Legume dapat tumbuh secara
cepat sehingga cepat menutup tanah serta mencegah perkecambahan dan pertumbuhan
gulma, sdan daunnya dapat digunakan
sebagai pupuk hijau
Tanaman jenis legume, memiliki akar yang biasanya
bersimbiosis dengan bakteri rhizobium yang dapat mengikat nitrogen (N) secara
langsung dari udara. Selain itu, perakarannya tidak terlalu dalam dan merupakan
akar serabut, sehingga akar tanaman penutup ini dapat membuat tanah tetap
gembur. Dengan adanya tanaman penutup kelembaban tanah dapat terjaga dengan
baik. Tanaman penutup biasanya ditanam secara tumpang sari.
Jenis leguminosa yang bisa digunakan adalah Calopogonium muconoides, Calopogonium caerelum,
Centrosema pubescen, dan Pueraria javanica. Jenis ini dapat berkembang
secara cepat dalam waktu 1-3 tahun setelah tanam, tetapi setelah itu cepat
menjadi jarang kalau naungan pohon utama telah terbentuk. Disamping itu mampu
meningkatkan kesuburan tanah dan
kandungan Nitrogen.
Gambar.
Tanaman penutup tanah banyak digunakan pada perkebunan
karet, kelapa sawit dan kelapa, juga mulai digunakan pada perkebunan coklat
dengan menggunakan Flemiagia macrophylla
yang di campur dengan rumput pendek dan lunak. (gambar)
Pada perkebunan
Karet tanaman penutup tanah bisa di tanam secara kombinasi beberapa jenis.
Kombinasi 3 jenis sering dilakukan yaitu : Calopogonium caeraleum, Centrosema
pubescen, dan Pueraria phasioloides dengan perbandingan berat benih 3 : 2 : 1
Pada Perkebunan
Kelapa Sawit kombinasi Pueraria javanica, Psophocarpus palustris dan
Centrosema pubescan dengan perbandingan 1 : 8 : 12. Benih di gunakan 21 kg/ ha,
ditanam 5 larikan dalam setiap gawangan dan satu larikan lagi dalam baris
kelapa sawit.
Pada Perkebunan
Coklat sering di gunakan Crotalaria
javanica yang mula-mula ditanam sebagai pelindung, kemudian di jadikan
penutup tanah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar