Rabu, 18 Februari 2015

TANAMAN PENUTUP TANAH (LCC)



Tanaman Penutup Tanah (LCC)
A.      Tanaman penutup tanah (cover crop)
adalah tumbuhan atau tanaman yang khusus ditanam untuk melindungi tanah dari ancaman  kerusakan oleh  erosi dan / atau untuk memperbaiki sifat kimia dan sifat fisik tanah.
      Tanaman penutup tanah berperan (fungsi):
  • menutup dan melindungi permukaan tanah, menyerap air dan memasok oksigen sehingga ramah terhadap lingkungan

  •  Menahan atau mengurangi daya perusak butir-butir hujan yang jatuh dan aliran air di atas permukaan tanah

  •  Menambah bahan organik tanah melalui batang, ranting dan daun mati yang jatuh

  •  Melakukan transpirasi, yang mengurangi kandungan air tanah. Peranan tanaman penutup tanah tersebut menyebabkan berkurangnya kekuatan dispersi air hujan, mengurangi jumlah serta kecepatan aliran permukaan dan memperbesar infiltrasi air ke dalam tanah, sehingga mengurangi erosi.


Syarat Tanaman Penutup Tanah

  • mudah diperbanyak, sebaiknya dengan biji,

  • mempunyai sistem perakaran yang tidak menimbulkan kompetisi berat bagi tanaman pokok, tetapi mempunyai sifat pengikat tanah yang baik dan tidak mensyaratkan tingkat kesuburan tanah yang tinggi,

  • Tumbuh cepat dan banyak menghasilkan daun,

  • Toleransi terhadap pemangkasan,

  • Resisten terhadap gulma, penyakit dan kekeringan,

  •  Mampu menekan pertumbuhan gulma,

  • Mudah diberantas jika tanah akan digunakan untuk penanaman tanaman semusim atau tanaman pokok lainnya,

  • sesuai dengan kegunaan untuk reklamasi tanah, dan

  • Tidak mempunyai sifat-sifat yang tidak menyenangkan seperti duri dan sulur-sulur yang membelit.


umumnya tanaman yang berasal dari famili legumineceae (tanaman legume/ kacang-kacangan). Cover crop atau tanaman penutup tanah berperan sebagai penahan kelembaban tanah di daerah perkebunan khususnya perkebunan kelapa sawit dan karet. Selain berfungsi menjaga kelembaban tanah di areal sekitar perkebunan, cover crop juga memiliki peran sebagai penggembur tanah. Legume dapat tumbuh secara cepat sehingga cepat menutup tanah serta mencegah perkecambahan dan pertumbuhan gulma, sdan daunnya dapat  digunakan sebagai pupuk hijau
Tanaman jenis legume, memiliki akar yang biasanya bersimbiosis dengan bakteri rhizobium yang dapat mengikat nitrogen (N) secara langsung dari udara. Selain itu, perakarannya tidak terlalu dalam dan merupakan akar serabut, sehingga akar tanaman penutup ini dapat membuat tanah tetap gembur. Dengan adanya tanaman penutup kelembaban tanah dapat terjaga dengan baik. Tanaman penutup biasanya ditanam secara tumpang sari. 
Jenis leguminosa yang bisa digunakan adalah Calopogonium muconoides, Calopogonium caerelum, Centrosema pubescen, dan Pueraria javanica. Jenis ini dapat berkembang secara cepat dalam waktu 1-3 tahun setelah tanam, tetapi setelah itu cepat menjadi jarang kalau naungan pohon utama telah terbentuk. Disamping itu mampu meningkatkan kesuburan tanah dan  kandungan Nitrogen. 
Gambar.

Tanaman penutup tanah banyak digunakan pada perkebunan karet, kelapa sawit dan kelapa, juga mulai digunakan pada perkebunan coklat dengan menggunakan Flemiagia macrophylla yang di campur dengan rumput pendek dan lunak.  (gambar)
Pada perkebunan Karet tanaman penutup tanah bisa di tanam secara kombinasi beberapa jenis. Kombinasi 3 jenis sering dilakukan yaitu : Calopogonium caeraleum, Centrosema pubescen, dan Pueraria phasioloides dengan perbandingan berat benih 3 : 2 : 1 
Pada Perkebunan Kelapa Sawit kombinasi Pueraria javanica, Psophocarpus palustris dan Centrosema pubescan dengan perbandingan 1 : 8 : 12. Benih di gunakan 21 kg/ ha, ditanam 5 larikan dalam setiap gawangan dan satu larikan lagi dalam baris kelapa sawit. 
Pada Perkebunan Coklat sering di gunakan Crotalaria javanica yang mula-mula ditanam sebagai pelindung, kemudian di jadikan penutup tanah. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar